Senin, 26 Agustus 2024

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1 Fase E - Kelas X: "Menggunakan Kaidah Kebahasaan dalam Laporan Hasil Observasi"


 Menggunakan Kaidah Kebahasaan dalam Laporan Hasil Observasi


A. Tujuan Pembelajaran 
Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun laporan hasil observasi.

B. Media Pembelajaran 
a. PUEBI 
b. Buku siswa

C. Materi Pembelajaran 
a. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
Kalimat Definisi 
Kalimat definisi merupakan kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah tertentu. Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan yaitu.
Contoh: 
  1. Belalang anggrek (Hymenopus coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. 
  2. Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.
Kalimat Deskripsi 
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus suatu benda. Sifat-sifat tersebut merujuk pada hal khusus yang dapat ditangkap oleh pancaindra, misalnya berupa ukuran besar kecil dan tinggi rendah. Warna seperti merah, kuning, dan biru. Rasa seperti manis, pahit, getir, halus, dan kasar. Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri.
Contoh: 
  1. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. 
  2. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.
Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.
Contoh: 
  1. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal. 
  2. Saat bertelur, tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan.
b. Imbuhan di-
Sering kali penulisan imbuhan “di-” disalahartikan dengan kata depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan, kalian dapat mempelajarinya dari tabel berikut:

Tabel perbedaan imbuhan di- dan kata depan di

Ayo Berelatih
  1. Tuliskanlah kalimat definisi dan kalimat deskripsi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dan Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”!
  2. Carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di- pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Untuk memudahkan Kalian mengerjakan gunakanlah tabel yang disediakan di bawah ini !

Teks 1 ; “Kunang-Kunang”
“Kunang-Kunang”
Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.

Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.

Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.

Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunangkunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.

Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.

Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami.

(Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)

Teks 2 : “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”
“Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.

Penyebab pertama kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang. Kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah menghilang. Misalnya, kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.

Dalam penelitian lain juga di sebutkan bahwa polusi cahaya menjadi penyebab kedua terbesar punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat menemukan dan menarik pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase ini.

Penelitian juga mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen. Selain itu, Avalon Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunangkunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang

Penggunaan insektisida juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.

Selain tiga faktor itu, pariwisata juga memicu kepunahan kunangkunang. Di Jepang, Taiwan, dan Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang mencapai 200 ribu pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.

(Diadaptasi dari: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200204163021-199-471585/ 
habitat-hilang-kunang-kunang-di-ambang-kepunahan

D. Metode dan Aktivitas Pembelajaran 
  1. Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami materi serta mencari informasi lain terkait materi dari sumber lain. 
  2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang paham. 
  3. Guru meminta siswa mengerjakan latihan. 
  4. Siswa dan guru membahas jawaban. 
  5. Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan kritis jika ada perbedaan pedapat yang disampaikan. 
  6. Guru memberikan apresiasi berupa pujian dan menyampaikan kunci jawaban. 
  7. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. 
  8. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. 
  9. Guru menutup pembelajaran.
E. Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa 
  1. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud
  2. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar.
F. Aktivitas Refleksi 
Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan.

G. Penilaian 
  • Jenis: Tes 
  • Bentuk: Tes Tulis 
  • Instrumen: Uraian 
  1. Tuliskanlah kalimat definisi dan kalimat deskripsi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dan Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”! 
  2. Carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di- pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”!
  • Rubrik: 
  1. Mencari kalimat definisi dan kalimat deskripsi 
  • Jawaban benar nilai 1 
  • Jawaban salah nilai 0 
  1. Mencari kesalahan penulisan imbuhan di-
  • Jawaban benar nilai 1 
  • Jawaban salah nilai 0
H. Kegiatan Tindak Lanjut 
Siswa dapat mengidentifikasi kalimat definisi dan kalimat deskripsi, mencari kesalahan penulisan imbuhan di-, dan menganalisis cara pengutipan pada teks lain.

Buya Imam Muhlis adalah seorang blogger dan guru bahasa Indonesia SMK Negeri dari Pasuruan - Jawa Timur yang ingin berbagi bagaimana mengajar bahasa Indonesia yang menyenangkan, berbagi materi bahasa Indonesia, video pembelajaran , perangkat pembelajaran dan pembahasan soal- soal bahasa Indonesia. Baca profil selengkapnya, klik di sini...

Komentar Facebook :

Komentar dengan Akun Google :


EmoticonEmoticon