Senin, 16 September 2024

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1-Fase F-Kelas XII : “Memahami Tata Aksara (Ejaan) di dalam Kalimat”


Memahami Tata Aksara (Ejaan) di dalam Kalimat


A. Tujuan Pembelajaran 
Menggunakan dan menerapkan tata aksara (ejaan) secara tepat di dalam kalimat.

B. Materi Pembelajaran 
Pemahaman mengenai tanda baca dan ejaan dapat merujuk sumber buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia melalui tautan: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/ files/PUEBI.pdf

Kegiatan 1 
Pada infografik tentang Chairil Anwar terdapat kata yang menggunakan tanda petik tunggal yaitu puisi ‘Nisan’ dan puisi ‘Aku’. Sudah tepatkah penggunaan tanda petik tunggal tersebut?

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
    Contoh: 
  • Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” 
  • “Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,”ujar Pak Hamdan. 
  • “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
Contoh: 
  • tergugat ‘yang digugat’ 
  • retina ‘dinding mata sebelah dalam’ 
  • noken ‘tas khas Papua’ 
  • tadulako ‘panglima’ 
  • marsiadap ari ‘saling bantu’ 
  • tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’ 
  • policy ‘kebijakan’ 
  • wisdom ‘kebijaksanaan’
Dengan demikian, penggunaan tanda petik tunggal (‘...’) di dalam infografik tersebut tidak tepat karena untuk judul puisi digunakan tanda petik (“…”). Jadi, penulisan yang tepat adalah puisi “Nisan” dan puisi “Aku”.

Berikut ini adalah aturan PUEBI untuk tanda petik (sering juga disebut tanda petik ganda). Contoh-contoh dikutip dari PUEBI Daring.

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. 
  • “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya. 
  • “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.” 
  • Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. 
  • Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu. 
  • Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”! 
  • Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel. 
  • Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. 
  • Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar. 
  • Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus (konotasi). 
  • “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi. 
  • Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!
Sumber: PUEBI Daring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, lisensi penyuntingan dan pengatakan CC-BY-SA oleh @ivanlanin.

Ayo Berlatih 
1. Tuliskan lima contoh kalimat yang menggunakan tanda petik tunggal. 
2. Tuliskan lima contoh kalimat yang menggunakan tanda petik ganda.

Kegiatan 2 
Kalau judul puisi ditulis dengan tanda petik (ganda), bagaimana dengan judul antologi puisi? Judul antologi puisi ditulis dengan huruf italik. Untuk memudahkan pemahamanmu, silakan lihat tabel berikut ini.
Tabel Penggunaan Huruf Italik dan Tanda Petik

Buya Imam Muhlis adalah seorang blogger dan guru bahasa Indonesia SMK Negeri dari Pasuruan - Jawa Timur yang ingin berbagi bagaimana mengajar bahasa Indonesia yang menyenangkan, berbagi materi bahasa Indonesia, video pembelajaran , perangkat pembelajaran dan pembahasan soal- soal bahasa Indonesia. Baca profil selengkapnya, klik di sini...

This Is The Newest Post

Komentar Facebook :

Komentar dengan Akun Google :


EmoticonEmoticon