Menyimak Kritis Teks Negosiasi
A. Menyimak teks negosiasi dengan akurat, kritis, dan
reflektif
Kegiatan 1
Kesepakatan antara kedua belah pihak merupakan tujuan negosiasi. Kedua
belah pihak harus dapat saling menerima dan mengambil jalan tengah atau
solusi yang ditawarkan. Keduanya tidak bersikeras pada kepentingan
masing-masing. Untuk mencapai suatu kesepakatan, diperlukan juga cara dan
teknik yang tepat agar kedua belah pihak dapat saling menerima penawaran.
Untuk lebih memahami proses kesepakatan antara kedua belah pihak,
cermatilah contoh teks negosiasi di bawah ini. Silakan minta salah satu
teman kalian untuk membacakannya dan simaklah dengan saksama.
Membeli Laptop Baru
Rudi : “Yah, Rudi dengar Ayah baru membelikan ponsel baru ya untuk Wati,”
tanya Rudi.
Ayah : “Iya Rud, kenapa? Jangan bilang kamu juga mau, ponsel kamu kan masih
bagus,” jawab Ayah sembari menaikkan alisnya.
Rudi : “Nggak kok, Yah. Iya, ponsel Rudi masih bagus kok, tapi …”
Ayah : “Wah, gawat nih kalau ada tapinya,” potong Ayah.
Rudi : “Lebih gawat Rudi, Yah. Belakangan, tugas kuliah semakin banyak dan
membutuhkan banyak aplikasi untuk menyelesaikannya, sementara laptop Rudi
lambat, Yah.” Rudi meneruskan pembicaraannya.
Ayah : “Jangan bilang kamu mau minta dibelikan laptop baru.”
Rudi : “Iya, Yah. Karena tugas Rudi selalu terhambat. Lagi pula, laptop ini
memang sudah cukup berumur, dari Rudi kelas 10 SMA. Padahal, program studi
Rudi juga memang membutuhkan laptop yang lebih cepat, Yah. Rudi kan belajar
desain. Aplikasi 3D itu membutuhkan daya komputasi tinggi, Yah”
Ayah : “Wah, kamu ini memang bisa saja, tapi kan ayah baru membelikan
ponsel untuk adikmu. Uang ayah nanti habis, Rud.”
Rudi : “Pembelian laptop baru tidak harus hari ini kok. Tetapi, Ayah bisa
mulai buat rencana anggarannya dari sekarang. Ayah bisa mulai sisihkan dari
pengeluaran per bulan.”
Ayah : “Wah, kamu pintar juga ya.”
Rudi : “Iya dong. Oh, ya, untuk membantu, Ayah juga bisa memakai tabungan
Rudi kok.”
Ayah : “Oh ya? Ayah coba pikir-pikir dulu ya.”
Rudi : “Coba Ayah pertimbangkan, suatu nanti mungkin Wati juga akan meminta
laptop baru pelajaran TIK. Kebutuhan laptop untuk pelajaran TIK tidak
seberat belajar desain. Jadi, kalau Ayah membelikan laptop baru untuk Rudi,
laptop yang ini bisa diberikan ke Wati kan, Yah. Jadi, Ayah tidak usah
membelikan Wati laptop lagi untuk pelajaran TIK.”
Ayah : “Ya, sudah kalau begitu. Ayah akan belikan, tapi…”
Rudi : “Janji, Yah. Rudi akan belajar dengan sungguh-sungguh,” jawab Rudi
memotong perkataan Ayah.
Ayah : “Kamu itu… bukan itu maksud Ayah. Kamu kan sudah duduk di perguruan
tinggi. Itu sih sudah menjadi kewajiban kamu sendiri untuk sadar akan
pentingnya untuk belajar dengan sungguh-sungguh.”
Rudi : “Oh, iya, Yah. Hehe.. kalau begitu apa, Yah?”
Ayah : “Tapi nanti ya, Ayah anggarkan untuk me[1]nabung dulu mulai gajian
bulan depan dan kamu
harus tepati janji mau mengajari Wati untuk menggunakan laptop.”
Rudi : “Siap Pak!” jawab Rudi sambil sedikit bercanda.
Beberapa pertanyaan berikut ini didasarkan pada isi teks di atas.
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa. Kemudian, lakukan diskusi
kelompok untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini!
- Siapakah kedua belah pihak yang terlibat dan apa kepentingan tiap[1]tiap
pihak dalam teks tersebut?
- Siapa yang mengajukan permintaan dalam teks tersebut? Jelaskan apa
alasannya!
- Menurut kalian, apakah permintaan tersebut disampaikan dengan
alasan-alasan yang tepat? Jelaskan!
- Jika kalian berposisi sebagai pihak yang mengajukan permintaan dalam
teks tersebut, apa saja alasan-alasan yang dapat kalian tambahkan untuk
menguatkan permintaan kalian?
- Menurut kalian, apakah bahasa yang digunakan saat menyampaikan
permintaan dalam teks tersebut sudah cukup baik dan santun? Jelaskan
alasannya!
- Pada akhirnya, apakah permintaan tersebut dikabulkan? Jelaskan apa
alasannya!
- Apakah ada persyaratan tertentu agar permintaan tersebut dikabulkan?
Jelaskan!
- Apakah akhirnya terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak? Jelaskan
apa saja kesepakatannya!
- Menurut kalian, apakah kesepakatan yang terjadi menguntungkan kedua
pihak? Jelaskan apa saja keuntungan untuk keduanya!
- Menurut pendapat kalian, apa saja yang perlu diperhatikan agar kedua
belah pihak dapat mencapai kesepakatan? Jelaskan!
Kegiatan 2
Kedua belah pihak yang bernegosiasi kadang tidak selalu mencapai
kesepakatan. Jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, negosiasi
tidak terjadi. Sekalipun demikian, kedua belah pihak sering kali
meng[1]upayakan negosiasi dengan menghadirkan pihak ketiga sebagai
penengah. Pihak penengah atau perantara dianggap pihak netral atau pihak
yang tidak memiliki kepentingan apa pun. Akan tetapi, pihak tersebut
biasanya diminta bantuannya untuk terlibat agar kedua belah pihak dapat
menemukan solusi atau jalan keluar terbaik yang dapat diterima seluruh
pihak.
Tidak mudah untuk mencapai suatu kesepakatan atau persetujuan kedua belah
pihak. Ada faktor-faktor yang menentukan dan hal-hal yang perlu
diperhatikan agar kesepakatan kedua pihak dapat tercapai. Untuk lebih
memahami hal tersebut silakan kalian mencermati teks berikut.
Bacalah dengan saksama!
Latihan Pentas Musik
Pak Joko : “Selamat siang, Pak Ade.”
Pak Ade : “Oh, Pak Joko rupanya. Selamat siang juga Pak.”
Pak Joko : “Saya amati putra Pak Ade dan teman-temannya sering latihan musik
di rumah ya?”
Pak Ade : “Oh, iya nih, Pak. Maklum sebentar lagi putra saya mau ikut pentas
musik di sekolahnya, Pak.”
Pak Joko: “Oh, ya. Sebelumnya saya minta maaf nih, Pak Ade. Sebagai
tetangga, saya harus menyampaikan hal ini karena sudah beberapa hari saya
dan keluarga merasa terganggu. Jujur saja, suara yang ditimbulkan oleh
latihan musik putra Pak Ade dan teman-temannya terlalu berisik. Saya dan
keluarga jadi sulit istirahat. Apalagi istri saya sekarang kan sedang punya
anak bayi.”
Pak Ade : “Wah, begitu ya. Maaf saya tidak tahu jika suaranya terdengar
sampai rumah Pak Joko. Tapi mau bagaimana lagi ya. Kalau tidak latihan,
kasihan juga sama anak saya.”
Pak Joko : “Iya, tapi apa tidak bisa diatur agar suaranya tidak terlalu
keras dan hanya dibunyikan pada waktu tertentu saja?”
Pak Ade : “Mohon pengertiannya, Pak. Ini hanya sementara. Mungkin hanya
sampai minggu depan. Saya juga tidak ingin mengecewakan anak saya yang akan
tampil pentas musik minggu depan.”
Pak Joko : “Kalau memang Pak Ade bersikeras, terpaksa saya harus
menyampaikan hal ini pada Pak RT. Nah, itu Pak RT kebetulan lewat. Saya
akan membawanya ke sini.”
(Pak Joko menghampiri Pak RT dan menyampaikan keluhannya. Pak RT pun
mendatangi Pak Ade)
Pak RT : “Selamat siang, Pak Ade.”
Pak Ade : “Selamat siang juga Pak.”
Pak RT : “Saya mendengar keluhan Pak Joko tentang putra Pak Ade dan
teman-temannya yang bermain musik dan mengganggu waktu istirahat tetangga
sekitar. Apakah kita bisa mencari solusi terbaik atas masalah ini, Pak?”
Pak Ade : “Iya, Pak RT. Saya akui, putra saya dan teman-temannya sering
bermain musik di rumah, tapi itu hanya sementara sampai minggu depan karena
mereka akan pentas musik, Pak. Mohon pengertiannya.”
Pak Joko : “Tidak bisa, Pak Ade. Saya sudah cukup bersabar selama
bebe[1]rapa hari terganggu. Suara putra Pak Ade dan teman-temannya yang
bermain musik terlalu bising sehingga saya sulit untuk tidur siang. Selain
itu, kebetulan juga saya kan lagi punya anak bayi sekarang. Kasihan juga
bayi saya sering menangis karena ada musik yang keras.”
Pak RT : “Mohon bersabar Bapak-Bapak. Jangan emosi dulu ya. Begini saja,
kebetulan RT kita memiliki fasilitas ruang musik tidak jauh dari sini yang
mungkin bisa digunakan untuk latihan putra Pak Ade dan teman-temannya.
Tempatnya cukup layak dan memiliki peredam suara. Dengan demikian, putra
Pak Ade dan teman-temannya masih bisa latihan musik dan Pak Joko beserta
keluarga tidak lagi terganggu. Bagaimana Bapak-Bapak?”
Pak Ade : “Oh, begitu. Kalau memang ada tempat lain yang cocok, dekat, dan
bisa digunakan, saya sih tidak keberatan, Pak.”
Pak Joko : “Oh, syukurlah kalau begitu. Kalau memang bisa latihan di tempat
lain, saya dan keluarga bisa tenang.”
Pak RT : “Syukurlah, kalau Pak Ade dan Pak Joko bisa menerima. Nanti Pak Ade
silakan minta putra Pak Ade dan teman-temannya tuk memindahkan alat-alat
musiknya. Saya akan menyiapkan dulu tempatnya.”
Pak Ade : “Baik. Pak RT. Segera saya laksanakan. Terima kasih banyak atas
bantuan Bapak.”
Pak Joko : “Saya juga terima kasih Pak RT atas solusinya. Terima kasih juga
Pak Ade atas pengertiannya.”
Pak Ade : “Iya, Pak Joko. Saya juga mohon maaf ya, sudah membuat keluarga
Pak Joko tidak nyaman.”
Pak RT : “Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu ya, Bapak-Bapak. ”
Pak Ade dan Pak Joko : “Ya, Pak. Silakan.”
Berdasarkan teks di atas, dapat diketahui beberapa faktor yang menentukan
keberhasilan suatu negosiasi. Agar kalian lebih memahaminya, silakan
diskusikan beberapa perilaku atau sikap yang mencerminkan hal/faktor yang
menentukan keberhasilan suatu negosiasi sesuai dengan teks tersebut.
Tabel isian faktor yang memengaruhi keberhasilan negosiasi
No
|
Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Negosiasi
|
Bukti dalam Teks
|
1
|
Bersedia kompromi menerima keinginan pihak lain
|
Pak Ade bersedia memindahkan latihan musik putranya ke
tempat musik milik RT
|
2
|
Semua pihak tidak dirugikan
|
....
|
3
|
Alasan disampaikan secara logis, jelas, tepat, dan sesuai
dengan fakta
|
....
|
4
|
Hasil kesepakatan dapat dilakukan secara langsung
|
....
|
5
|
Pengajuan disampaikan dengan sopan, santun, dan baik
|
....
|
6
|
Kedua pihak tidak saling memaksakan kehendak atau keinginan
|
....
|
7
|
Mementingkan kepentingan bersama
|
....
|