Senin, 16 September 2024

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1-Fase F-Kelas XII : “Memahami Tata Aksara (Ejaan) di dalam Kalimat”


Memahami Tata Aksara (Ejaan) di dalam Kalimat


A. Tujuan Pembelajaran 
Menggunakan dan menerapkan tata aksara (ejaan) secara tepat di dalam kalimat.

B. Materi Pembelajaran 
Pemahaman mengenai tanda baca dan ejaan dapat merujuk sumber buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia melalui tautan: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/ files/PUEBI.pdf

Kegiatan 1 
Pada infografik tentang Chairil Anwar terdapat kata yang menggunakan tanda petik tunggal yaitu puisi ‘Nisan’ dan puisi ‘Aku’. Sudah tepatkah penggunaan tanda petik tunggal tersebut?

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
    Contoh: 
  • Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” 
  • “Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,”ujar Pak Hamdan. 
  • “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
Contoh: 
  • tergugat ‘yang digugat’ 
  • retina ‘dinding mata sebelah dalam’ 
  • noken ‘tas khas Papua’ 
  • tadulako ‘panglima’ 
  • marsiadap ari ‘saling bantu’ 
  • tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’ 
  • policy ‘kebijakan’ 
  • wisdom ‘kebijaksanaan’
Dengan demikian, penggunaan tanda petik tunggal (‘...’) di dalam infografik tersebut tidak tepat karena untuk judul puisi digunakan tanda petik (“…”). Jadi, penulisan yang tepat adalah puisi “Nisan” dan puisi “Aku”.

Berikut ini adalah aturan PUEBI untuk tanda petik (sering juga disebut tanda petik ganda). Contoh-contoh dikutip dari PUEBI Daring.

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. 
  • “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya. 
  • “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.” 
  • Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. 
  • Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu. 
  • Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”! 
  • Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel. 
  • Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. 
  • Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar. 
  • Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus (konotasi). 
  • “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi. 
  • Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!
Sumber: PUEBI Daring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, lisensi penyuntingan dan pengatakan CC-BY-SA oleh @ivanlanin.

Ayo Berlatih 
1. Tuliskan lima contoh kalimat yang menggunakan tanda petik tunggal. 
2. Tuliskan lima contoh kalimat yang menggunakan tanda petik ganda.

Kegiatan 2 
Kalau judul puisi ditulis dengan tanda petik (ganda), bagaimana dengan judul antologi puisi? Judul antologi puisi ditulis dengan huruf italik. Untuk memudahkan pemahamanmu, silakan lihat tabel berikut ini.
Tabel Penggunaan Huruf Italik dan Tanda Petik

Selasa, 10 September 2024

SMK Negeri Tutur - Pasuruan "GELAR" Job Fair dan Education Expo


SMK Negeri Tutur-Pasuruan GELAR Job Fair dan Education Expo 
Sekolah Pusat Keunggulan (PK) Skema Lanjutan Tahun 2024

Dengan bangga SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan menggelar Job Fair dan Education Expo tahun 2024 sebagai upaya penyaluran peserta didik ke dunia kerja.

Job Fair ini tidak hanya menjadi ajang pencarian kerja, tetapi juga menjadi ajang promosi bagi SMK Negeri Tutur. Melalui acara ini, sekolah dapat menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa lulusan  SMK Negeri Tutur memiliki kualitas yang siap bersaing di dunia kerja.

Tujuan SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan menghadirkan event Job Fair yaitu sebuah ajang menyerap Lulusan/Alumni, serta mempertemukan Alumni dengan Industri yang ingin membuka lowongan kerja bagi yang membutuhkan pekerjaan, yang dihadiri oleh beberapa Perusahaan dan dibantu BKK SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan dalam memfasiitasi  proses perekrutan tersebut.

 Job Fair yang diselenggarakan selama 2 hari, 11 s/d 12 September 2024 dan terbuka untuk umum ini dibuka oleh Kepala Seksi Pendidikan Menengah Kejuruan di Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Pasuruan, Ibu Mukarromah, S.ST, MT., berlangsung di Aula SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan, Rabu (11/9/2024). Dalam Job Fair ini SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan menggaet kerjasama dengan puluhan perusahaan baik dari dalam dan luar Kabupaten Pasuruan yang menyediakan sejumlah lowongan kerja bagi alumni SMK Negeri Tutur Pasuruan maupun masyarakat umum yang belum memiliki pekerjaan.


Adapun perusahaan-perusahan yang turut terlibat dengan puluhan lowongan kerja yang bermitra dengan sekolah yaitu;

  1. PT.INDOMARCO PRISMATAMA (INDOMARET)
  2. PT. MICROMADANI INSTITUTE (MMI)
  3. PT. EKA TIMUR RAYA (ETIRA)
  4. PT. WIJAYA PLYWOOD INDONESIA
  5. PT. SAKURA JAYA SEJAHTERA
  6. FIF GROUP
  7. SMARTFREN
  8. KAN JABUNG
  9. GADJAH GROUP
  10. FUSHI PET MALANG
  11. MAJESTI DIGITAL PRINTING
  12. AHASS SINAR INDAH MOTOR
  13. PT. VESKO MITRATAMA
  14. UD. SUMBER HASIL PANGAN
  15. CV. CAHAYA FARM

Menurut beliau, Job Fair ini juga menjadi peluang bagi Sekolah Menengah Kejuruan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan atau industri terkait. Perusahaan dapat menemukan bakat potensial di kalangan peserta didik SMK yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sementara itu, sekolah mampu untuk menghubungkan lulusan mereka dengan peluang pekerjaan langsung melalui partisipasi perusahaan-perusahaan dalam acara tersebut. Lanjutnya, kegiatan ini menjadi kesempatan bagi siswa khususnya kelas XII (dua belas), alumni dan masyarakat yang belum memiliki pekerjaan untuk membangun jaringan dengan para profesional, berinteraksi dengan perwakilan industri, dan memperoleh informasi terkini mengenai tren pasar kerja.

Pada kesempatan yang sama, Kepala SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan Bpk. Anang Prasetya, S.Pd mengatakan adanya Job Fair ini memberikan kesempatan dunia usaha dan dunia pendidikan saling bertemu dalam satu forum untuk saling bermitra dalam penyediaan lapangan pekerjaan maupun SDM.

Beliau menambahkan bahwa Pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk mengantarkan lulusan agar dapat bekerja sesuai bakat dan minatnya. Untuk meningkatkan kualitas lulusan, kita harus mempunyai link dan merge. Artinya ada keselarasan antara sekolah, dunia kerja maupun dunia industri.

“Kemampuan keterserapan lulusan SMK menjadi tolak ukur pendidikan, sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat dan calon lulusan nantinya. Semoga Job Fair dan Education EXPO ini dapat berpengaruh besar dalam peningkatan kualitas pendidikan di SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan sehingga dapat terserap di dunia kerja dan industri.” Tutup beliau.

Harapannya dengan adanya kegiatan Job Fair ini menjadi salah satu pembuka jalan untuk karier para job seeker khususnya Alumni SMK Negeri Tutur kabupaten Pasuruan, sekaligus support semangat bagi Generasi Z yang sedang meniti karier untuk senantiasa semangat dan pantang menyerah dalam mencari dan mengembangkan potensi di dunia kerja.

Rabu, 28 Agustus 2024

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1-Fase F-Kelas XI : “Menulis Teks Argumentasi dengan Tema Ketahanan Pangan Lokal”


Menulis Teks Argumentasi dengan Tema Ketahanan Pangan Lokal

A. Tujuan Pembelajaran

Mempersiapkan peserta didik untuk merancang dan menuliskan teks argumentasi dengan tema mengonsumsi makanan pokok selain beras padi dengan memperhatikan ketentuan yang ditetapkan.

B. Sumber Belajar 
a. Buku Siswa Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia Kelas XI. 
b. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

C. Materi Pembelajaran
Teks argumentasi digunakan untuk menuangkan ide-ide atau gagasangagasan dari penulis. Oleh karena itu, opini penulis harus didukung dengan data dan fakta yang valid. Di samping itu, dalam menulis teks argumentasi juga harus menggunakan kalimat dan paragraf yang padu. Sebelum melangkah ke langkah selanjutnya dalam menulis teks argumentasi, mari kita pelajari dulu bagaimana sebuah kalimat dan paragraf dikatakan memiliki hubungan yang padu.

Kegiatan 1 
Pelajarilah syarat paragraf yang kohesif dan koheren.
Di dalam menulis sebuah teks argumentasi penulis harus memperhatikan hubungan antarkalimat dan antarparagraf sehingga teks tersebut menjadi padu. Kepaduan teks dibangun oleh kohesi dan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antarunsur dalam sebuah paragraf. Kohesi dapat berupa pengacuan, subtitusi, pelesapan, penggunaan konjungsi, repetisi, sinonim, antonim, dan lain-lain. Koherensi adalah kepaduan antargagasan di dalam suatu paragraf. Di dalam menyusun sebuah paragraf, seorang penulis harus memperhatikan kohesi dan koherensi sehingga paragraf yang disusun tersebut memiliki kesatuan makna yang utuh. Bandingkan dua teks berikut ini!

TEKS 1 
Masyarakat Papua dan Maluku sejak berabad-abad yang lalu telah mengonsumsi sagu sebagai makanan pokoknya. Nenek moyang suku-suku di pedalaman telah mengolah makanan sederhana. Kandungan gizi dan zat karbohidrat terdapat pada makanan pokok itu. Masyarakat Papua dan Maluku membutuhkan makanan pokok selain beras. Kearifan lokal harus dihidupkan kembali di Papua lewat makanannya.

TEKS 2 
Sagu telah dikonsumsi oleh masyarakat Papua dan Maluku sejak berabadabad yang lalu. Nenek moyang suku-suku di pedalaman Papua telah mengolah sagu dengan cara sangat sederhana. Kandungan gizi dan zat karbohidrat yang tinggi pada sagu telah membuat masyarakat Papua tidak kekurangan dalam suplai makanan pokoknya. Sagu telah menjadi makanan pokok sebelum mereka mengenal beras yang dibawa oleh pendatang khususnya dari Jawa. Oleh karena itu, kita sebaiknya menghidupkan kembali kearifan lokal dengan mengembalikan sagu sebagai makanan pokok di Papua.

Teks 1 adalah contoh paragraf yang tidak kohesif dan koheren. Adapun Teks 2 adalah contoh paragraf yang kohesif karena menggunakan alat kohesi berupa pengulangan kata sagu dalam setiap kalimatnya. Teks 2 juga dikatakan sebagai paragraf yang koheren karena kalimat-kalimatnya mempunyai hubungan makna yang ditandai dengan penggunaan konjungsi (kata hubung) antarkalimat seperti kata ‘oleh karena itu’.

Salah satu penanda sebuah teks mempunyai hubungan yang koheren biasanya digunakan konjungsi atau kata hubung. Berikut adalah beberapa jenis kata hubung dalam bahasa Indonesia.

Konjungsi dalam Bahasa Indonesia
Ayo Berlatih !
Sebagai latihan, lengkapilah paragraf di bawah ini dengan konjungsi yang tepat!
  1. ............................ ingin membantu para petani, pemerintah menyarankan ............................ membeli produk-produk pangan lokal. Produk pangan lokal yang dihasilkan oleh para petani ternyata memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dibandingkan dengan produk pangan hasil impor. ............................... mulailah dengan mengonsumsi produk makanan lokal yang dihidangkan di meja makan keluarga-keluarga di Indonesia.
  2. Di Jakarta, Surabaya, Makassar .............. kota-kota besar lain ada orangorang ........................... penuh semangat menyampaikan pentingnya kemandirian pangan dengan menanam di kebun sendiri. Tanpa dibayar, ................. kadang mereka harus keluar uang sendiri ...................... memberi pelatihan cara bercocok tanam secara hidroponik. Orangorang tersebut berkeyakinan ................... setiap keluarga mampu menyediakan sumber pangan sendiri.
  3. Indonesia terkenal sebagai salah satu penghasil kopi paling lezat di dunia. Salah satu jenis kopi yang terkenal adalah kopi luak. ......................... diperlukan proses yang panjang untuk menghasilkan kopi luak yang nikmat. Biji kopi yang benar-benar segar dan berwarna merah yang akan digunakan. …...................., biji kopi dipilih dengan memisahkan biji kopi yang segar dan busuk dengan cara direndam. Biji kopi yang baik akan tenggelam, .......................… yang busuk akan mengapung, ......................… biji kopi tersebut diberikan kepada musang atau luak jenis binturong dan bulan (luak pemakan kopi). Dalam proses ini, luak mempunyai peran yang sangat penting karena indra penciumannya hanya akan memilih biji kopi sempurna.
Kegiatan 2
Tulislah teks argumentasi dengan tema mengonsumsi makanan pokok selain beras padi.
Ketentuan Penulisan Teks Argumentasi 
  1. Tugas dikerjakan secara perorangan/individual. 
  2. Tema: Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tema tersebut, perhatikan gambar berikut.
  1. Carilah tambahan informasi berkenaan dengan tema dari buku, majalah, surat kabar atau internet. Informasi berupa data atau fakta ini yang akan mendukung opini kalian.
  2. Teks argumentasi yang kalian tulis harus terdiri atas lima paragraf, setiap paragraf minimal terdiri atas tujuh kalimat. Paragraf pertama berisi pendahuluan, paragraf kedua sampai dengan paragraf keempat adalah isi, dan paragraf kelima berupa penutup.
  3. Paragraf yang kalian tulis bisa menggunakan pola pengembangan deduksi atau induksi dengan baik. 
  4. Jangan lupa paragraf yang kalian tulis harus kohesif dan koheren. 
  5. Gunakan ejaan dan tanda baca yang baik. 
  6. Buatlah kerangka karangan terlebih dahulu sebelum kalian menuliskan nya. 
  7. Tulisan kalian akan dipajang di kelas dan siswa lain akan menilai tulisan kalian dengan menggunakan rubrik berikut.
D. Metode dan Kegiatan Pembelajaran
Metode yang akan digunakan dalam pelajaran 4 ini adalah model sinektik yang disampaikan oleh William J. Gordon (Suryaman, 2012). Model ini hanya sebagai alternatif metode pembelajaran. Guru bisa menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang lain disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Orientasi utama dari model sintetik ini adalah pembentukan kreativitas pada peserta didik. Kreativitas tersebut berupa peserta didik akan menulis sebuah teks argumentasi dengan tema yang telah ditentukan. Metode tersebut akan dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut.
  • Guru memberikan pengantar dengan menjelaskan tujuan pembelajaran pada pelajaran 4 adalah mempersiapkan peserta didik untuk menghasilkan karya berupa tulisan teks argumentasi dengan tema mengonsumsi makanan pokok selain beras padi. 
  • Guru menjelaskan hal-hal pokok yang harus diperhatikan peserta didik seperti syarat-syarat penulisan teks argumentasi sehingga hasil tulisan yang dibuat sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. 
  • Guru juga menjelaskan tentang rubrik penilaian sehingga peserta didik memahami dalam aspek apa saja karya mereka akan dinilai. 
  • Guru menunjukkan poster jenis makanan pokok selain nasi. Guru menjelaskan bahwa kesepuluh jenis makanan tersebut adalah produk lokal Indonesia yang bisa menggantikan padi/beras. Peserta didik diminta berpendapat tentang kesan yang mereka tangkap dari poster yang mereka lihat. 
  • Peserta didik akan mencari tahu tentang jenis makanan pokok yang berasal dari daerah tempat peserta didik berasal. Setelah menemukannya peserta didik akan bisa menggali informasi tentang hal tersebut dan mengumpulkan fakta-fakta untuk mendukung opininya. 
  • Peserta didik mulai membuat kerangka karangan dan merancang teks argumentasi yang akan dibuat. 
  • Peserta didik diberi waktu 7–10 hari untuk menyelesaikan tugas ini dan menyerahkannya kepada guru.
E. Kesalahan Umum
  1. Sering kali guru kurang mampu menjelaskan di awal tentang ekspektasi dari proyek menulis teks argumentasi ini. 
  2. Guru juga kurang bisa menjelaskan rubrik penilaian dengan jelas sehingga peserta didik kurang maksimal dalam menyiapkan karyanya. 
  3. Peserta didik merasa tidak memiliki bakat menulis sehingga tidak mau mengerjakan tugasnya secara maksimal. 
  4. Peserta didik tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik sehingga ketika diminta menulis mereka kesulitan menuangkan ide atau gagasan dan bahkan tidak mempunyai banyak perbendaharaan kosakata.
F. Penanganan Peserta Didik Sesuai dengan Gaya Belajar
Pada pelajaran 4 ini yang diutamakan adalah kegiatan setiap individu di dalam menuangkan ide dan gagasan dalam menulis teks argumentasi. Oleh karena itu, hal yang harus guru perhatikan untuk memastikan ada penanganan peserta didik sesuai dengan gaya belajar.
  1. Pastikan bahwa seluruh peserta didik dengan berbagai gaya belajar bisa menciptakan satu karya tulisan. 
  2. Dorong peserta didik sesuai dengan gaya belajarnya agar bisa mengekspresikan pendapat mereka dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. 
  3. Dalam proses penulisan, guru hendaknya intens berkomunikasi dengan peserta didik sesuai dengan gaya belajarnya sehingga mereka terbantu untuk menciptakan karya tulisan.
G. Pemandu Aktivitas Refleksi
Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran guru bisa menggunakan perangkat sebagai berikut.

Tabel Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Bab 1 Pelajaran 4

H. Penilaian 
  • Teknik Penilaian: Tes Praktik 
  • Bentuk Instrumen: Tes Kinerja dengan Daftar Cek (Check List) 
  • Daftar Cek (Check List)
Tabel Daftar Cek Penilaian Bab 1 Pelajaran 4

I. Kegiatan Tindak Lanjut
Peserta didik bisa meningkatkan keterampilan menulis dengan dua cara. Pertama, peserta didik harus meningkatkan kebiasaan membaca. Dengan mempunyai kebiasaan membaca, peserta didik memiliki banyak pengetahuan. Dengan kebiasaan membaca pula peserta didik akan memiliki perbendaharaan kosakata yang banyak serta peserta didik terbiasa memahami bagaimana kerangka berpikir orang. Dengan kebiasaan membaca pula, peserta didik mempunyai modal untuk menjadi penulis yang baik. Kedua, peserta mengikuti mengikuti kursus-kursus penulisan yang dilakukan oleh beberapa komunitas dan lembagalembaga pencinta sastra.

Selasa, 27 Agustus 2024

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1-Fase E-Kelas X : “Menulis Laporan Hasil Observasi yang Objektif”


Menulis Laporan Hasil Observasi

A. Tujuan Pembelajaran
Menulis laporan hasil observasi dengan runut, sistematis, dan analitis dengan mengutip sumber rujukan secara etis sebagai sumber informasi pendukung.

B. Media Pembelajaran
  1. KBBI (cetak atau daring) 
  2. Telepon pintar 
  3. Tesaurus (cetak atau daring) 
  4. Internet 
  5. Alam sekitar
  6. Kamera/perekam video
Ayo Berlatih !
Menulis informasi dalam bentuk laporan hasil observasi secara logis dan etis.

Sekarang, saatnya kalian menulis laporan hasil observasi. Namun, sebelum itu tentu kalian harus melakukan observasi. Agar kegiatan observasi berjalan lancar, perhatikanlah panduan berikut.
  1. Tentukan objek apa yang akan kalian observasi. Objek tersebut harus menarik dan dikuasai. Memilih objek yang ada di sekitar kalian dapat membantu dalam pengamatan. 
  2. Tentukan hal apa saja yang akan kalian amati dari objek tersebut sebagai panduan pengamatan. Kalian dapat melihat contoh perincian tersebut pada saat mengidentifikasi struktur laporan hasil observasi Belalang Anggrek dan Tonggeret. 
  3. Lakukanlah observasi dengan menggunakan panduan pengamatan yang telah dibuat. Carilah informasi seakurat mungkin. Jika perlu dan memungkinkan, ambillah gambar objek observasi kalian atau bawa beberapa sampel objek tersebut. Jika memiliki kamera atau alat perekam video, kalian juga dapat mendokumentasikan kegiatan observasi dalam bentuk foto dan atau video.
  4. Susunlah kerangka laporan sesuai dengan sistematika umum sebuah teks laporan observasi, yaitu definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat.
Tabel kerangka laporan hasil observasi
5. Kembangkanlah kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang padu. Pada tahap ini, kalian harus memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi karakteristik laporan hasil observasi yang telah dipelajari pada bagian sebelumnya. 

6. Periksa kembali laporan kalian. Kalian dapat menggunakan instrumen berikut untuk memeriksa apakah laporan hasil penelitiannya sudah tepat atau belum.

Tabel daftar periksa laporan hasil observasi

C. Metode dan Aktivitas Pembelajaran
1. Apersepsi 
Siswa diajak untuk mengambil pelajaran tentang pentingnya cara sitasi yang tepat dalam sebuah karya dari beberapa studi kasus yang guru sampaikan.

2. Pemantik 
Mengajak siswa untuk mengurai teks Mencari Kunang-Kunang di Situ Gunung menjadi peta konsep.

3. Kegiatan Pembelajaran
  • Guru mengajak siswa menentukan objek observasi. Siswa diarahkan untuk memilih objek observasi yang ada di sekolah. 
  • Siswa membuat rencana rincian hal-hal yang akan diamati dari objek observasi. Siswa dapat menggunakan contoh peta konsep pada kegiatan pemantik. 
  • Siswa diberi waktu untuk melakukan observasi di sekitar lingkungan sekolah. Arahkan siswa untuk mendokumentasikan kegiatan dan objek observasi jika memiliki alat dokumentasi. 
  • Siswa mengembangkan informasi yang didapat selama observasi menjadi sebuah teks laporan hasil observasi. 
  • Siswa diarahkan juga membandingkan informasi yang didapat di lapangan dengan informasi dari sumber lain yang relevan. 
  • Siswa menilai sendiri tulisannya dengan menggunakan instrumen yang terdapat pada buku paket siswa. 
  • Guru memberikan masukan terkait isi dan teknis penulisan kepada siswa. 
  • Siswa merevisi tulisannya sesuai dengan masukan yang diberikan guru. 
  • Siswa memajang hasil tulisannya di meja agar siswa lain dapat memberi masukan atau komentar. 
  • Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. 
  • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. 
  • Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. 
  • Guru menutup pembelajaran.

D. Kesalahan Umum 
Sering kali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf dan mendapatkan umpan balik atau masukan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir.

E. Aktivitas Rrefleksi 
Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru.

F. Penilaian
Rubrik penilaian menulis LHO

G. Kegiatan Tindak Lanjut 
Siswa dapat mengubah teks laporan hasil observasi yang telah dibuat menjadi scrap book atau buku tempel yang terdapat pada aktivitas “kreativitas” di buku siswa. Siswa yang memiliki laptop/komputer dapat membuat buku tempel dalam bentuk digital menggunakan power point, sway, ataupun aplikasi lainnya.

Senin, 26 Agustus 2024

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1 Fase E - Kelas X: "Menggunakan Kaidah Kebahasaan dalam Laporan Hasil Observasi"


 Menggunakan Kaidah Kebahasaan dalam Laporan Hasil Observasi


A. Tujuan Pembelajaran 
Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun laporan hasil observasi.

B. Media Pembelajaran 
a. PUEBI 
b. Buku siswa

C. Materi Pembelajaran 
a. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
Kalimat Definisi 
Kalimat definisi merupakan kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah tertentu. Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan yaitu.
Contoh: 
  1. Belalang anggrek (Hymenopus coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. 
  2. Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.
Kalimat Deskripsi 
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus suatu benda. Sifat-sifat tersebut merujuk pada hal khusus yang dapat ditangkap oleh pancaindra, misalnya berupa ukuran besar kecil dan tinggi rendah. Warna seperti merah, kuning, dan biru. Rasa seperti manis, pahit, getir, halus, dan kasar. Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri.
Contoh: 
  1. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. 
  2. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.
Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.
Contoh: 
  1. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal. 
  2. Saat bertelur, tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan.
b. Imbuhan di-
Sering kali penulisan imbuhan “di-” disalahartikan dengan kata depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan, kalian dapat mempelajarinya dari tabel berikut:

Tabel perbedaan imbuhan di- dan kata depan di

Ayo Berelatih
  1. Tuliskanlah kalimat definisi dan kalimat deskripsi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dan Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”!
  2. Carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di- pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Untuk memudahkan Kalian mengerjakan gunakanlah tabel yang disediakan di bawah ini !

Teks 1 ; “Kunang-Kunang”
“Kunang-Kunang”
Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.

Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.

Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.

Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunangkunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.

Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.

Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami.

(Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)

Teks 2 : “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”
“Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.

Penyebab pertama kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang. Kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah menghilang. Misalnya, kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.

Dalam penelitian lain juga di sebutkan bahwa polusi cahaya menjadi penyebab kedua terbesar punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat menemukan dan menarik pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase ini.

Penelitian juga mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen. Selain itu, Avalon Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunangkunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang

Penggunaan insektisida juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.

Selain tiga faktor itu, pariwisata juga memicu kepunahan kunangkunang. Di Jepang, Taiwan, dan Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang mencapai 200 ribu pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.

(Diadaptasi dari: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200204163021-199-471585/ 
habitat-hilang-kunang-kunang-di-ambang-kepunahan

D. Metode dan Aktivitas Pembelajaran 
  1. Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami materi serta mencari informasi lain terkait materi dari sumber lain. 
  2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang paham. 
  3. Guru meminta siswa mengerjakan latihan. 
  4. Siswa dan guru membahas jawaban. 
  5. Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan kritis jika ada perbedaan pedapat yang disampaikan. 
  6. Guru memberikan apresiasi berupa pujian dan menyampaikan kunci jawaban. 
  7. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. 
  8. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. 
  9. Guru menutup pembelajaran.
E. Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa 
  1. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud
  2. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar.
F. Aktivitas Refleksi 
Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan.

G. Penilaian 
  • Jenis: Tes 
  • Bentuk: Tes Tulis 
  • Instrumen: Uraian 
  1. Tuliskanlah kalimat definisi dan kalimat deskripsi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dan Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”! 
  2. Carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di- pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”!
  • Rubrik: 
  1. Mencari kalimat definisi dan kalimat deskripsi 
  • Jawaban benar nilai 1 
  • Jawaban salah nilai 0 
  1. Mencari kesalahan penulisan imbuhan di-
  • Jawaban benar nilai 1 
  • Jawaban salah nilai 0
H. Kegiatan Tindak Lanjut 
Siswa dapat mengidentifikasi kalimat definisi dan kalimat deskripsi, mencari kesalahan penulisan imbuhan di-, dan menganalisis cara pengutipan pada teks lain.

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1 Fase F - Kelas XI: "Menemukan Kalimat Fakta dan Kalimat Opini yang Digunakan dalam Teks Argumentasi"


Menemukan Kalimat Fakta dan Kalimat Opini yang Digunakan dalam Teks Argumentasi 


A. Tujuan Pembelajaran

Mengidentifikasi ciri-ciri kalimat fakta dan kalimat opini dan menemukan kalimat fakta dan opini yang digunakan dalam teks argumentasi berjudul “Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19”.


B. Sumber Belajar

  1. Buku Siswa Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia Kelas XI. 
  2. Teks argumentasi “Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19” yang diambil dari Harian Kompas. 
  3. Internet: https://kompas.id/baca/opini. 
  4. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

C. Materi  Pembelajaran

Paragraf argumentasi biasanya dipakai oleh penulis untuk menyampaikan opini berupa ide-ide atau gagasan-gagasannya tentang suatu hal. Agar pembaca mengikuti opini penulis perlu disertakan data berupa fakta-fakta. Sebagai pembaca, kita harus dapat membedakan antara fakta dan opini sehingga informasi yang diperoleh tidak tercampur aduk antara fakta atau kenyataan dengan sebuah opini atau pendapat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta sering juga disebut dengan kenyataan. Fakta dapat diperoleh melalui suatu pengamatan terhadap suatu objek atau peristiwa/kejadian tertentu. Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang di dalamnya terdapat sebuah informasi yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh kalimat fakta sebagai berikut. 

  1. Salah satu daerah penghasil beras terbesar di Pulau Jawa adalah Jawa Barat. 
  2. Sekitar 70% penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebagai sumber makanan pokok. 
  3. Sagu dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah Papua dan sebagian Maluku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia opini mempunyai tiga pengertian, yaitu pendapat, pikiran, dan pendirian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa opini adalah pendapat atau pikiran seseorang yang belum tentu benar karena tidak/belum ada bukti kebenarannya. Opini merupakan lawan atau kebalikan dari fakta, dan sering juga disebut juga sebagai pendapat. Kalimat opini adalah suatu kalimat yang berisi hasil gagasan, pendapat, atau perkiraan orang baik perorangan maupun kelompok.

Contoh kalimat opini sebagai berikut. 

  1. Apabila dikembangkan dengan baik, sagu dapat menggantikan beras sebagai makanan pokok di Indonesia. 
  2. Sebagian warga negara Jepang mulai menyukai ubi ungu sebagai makanan pokok pengganti nasi.
  3. Jika memungkinkan, dalam waktu dekat Indonesia bisa mengekspor umbi ke beberapa negara di Eropa.

Kegiatan 1

Bacalah teks argumentasi dan identifikasilah kalimat fakta dan kalimat opini.

Secara bergiliran bacalah teks argumentasi di bawah ini dan temukan tiga kalimat fakta dan tiga kalimat opini yang digunakan dalam teks di bawah ini!

Ketahanan Pangan pada Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 mengajarkan kepada kita bahwa ketahanan pangan nasional sangat penting ketika negara lain tidak dapat melepas cadangan pangan ke pasar global. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memperingatkan kepada negaranegara anggotanya untuk menjaga ketersediaan pangan nasional di negara masing-masing.

Walaupun stok pangan secara global cukup, karena pandemi Covid-19 meng haruskan karantina total atau sebagian wilayah, setiap negara anggota harus bisa mencukupi kebutuhan pangan rakyatnya. Situas ini mem beri tekanan berat pada rantai pasok pangan karena perdagangan global menjadi terbatas karena banyak negara menutup pelabuhan dan perbatasan.

Di dalam negeri sendiri, produksi pangan melibatkan jejaring petani, pasokan sarana produksi, pengolahan pascapanen, logistik dan distribusi, hingga perdagangan eceran. Jika salah satu mata rantai terhambat, pasokan pangan juga akan terganggu.

Kombinasi kedua alasan tersebut di atas menjadi hal yang tidak mudah bagi negara-negara yang mendapatkan pangan dari pasar internasional. Situasi itu menjadi lebih berat bagi negara yang menginpor pangan dalam jumlah besar karena penduduk yang banyak seperti Indonesia.

Oleh karena itu, pandemi Covid-19 makin menegaskan tentang pemahaman kita bahwa ketahanan pangan harus kita perluas jika Indonesia ingin memiliki kedaulatan pangan khususnya dan kedaulatan negara pada umumnya.

Sumber: Kompas.id dengan perubahan.


Kegiatan 2
Ayo Berlatih
Setelah kalian membaca teks di atas, buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa. Setelah itu, diskusikan dan jawablah pertanyaan di bawah ini.
  1. Jawablah dengan benar atau salah soal-soal di bawah ini!
2. Berilah tanda (√) pada tabel di bawah ini untuk menjelaskan perbedaan antara kalimat fakta dan kalimat opini!

3. Berdasarkan hasil diskusi pada soal nomor 2, buatlah kesimpulan tentang perbedaan antara kalimat fakta dan kalimat opini dengan menggunakan pola pengembangan deduksi. Jangan lupa dalam paragraf yang kalian buat juga harus memperhatikan penggunaan ejaan yang baik.

D. Metode dan Aktivitas Pembelajaran
1. Apersepsi
Memberikan satu contoh kalimat fakta dan satu contoh kalimat opini kemudian guru bertanya mana yang merupakan kalimat fakta dan mana yang merupakan kalimat opini. Peserta didik kemudian diberikan pertanyaan tentang perbedaan kedua kalimat tersebut terletak pada aspek apa saja.

2. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan Pemantik Pertanyaan pemantik yang bisa guru berikan untuk pelajaran 3 ini adalah sebagai berikut.
  1. Guru memberikan contoh kalimat fakta seperti: Kecelakaan pesawat terbang kembali terjadi di Indonesia. Guru juga memberikan contoh kalimat opini: Masyarakat diharapkan memilih maskapai penerbangan yang aman sehingga terhindar dari kecelakaan. 
  2. Peserta didik berdiskusi dan mengidentifikasi perbedaan kalimat fakta dan kalimat opini? 
  3. Dalam pengembangan teks argumentasi digunakan beberapa fakta. Mengapa dalam teks argumentasi digunakan fakta-fakta yang valid?
3. Kegiatan Pembelajaran
  • Guru memberikan pengantar pada awal pelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran pada pelajaran 3, yaitu mengidentifikasi perbedaan kalimat fakta dan kalimat opini yang digunakan di dalam teks argumentasi. 
  • Guru mengulang kembali pengetahuan peserta didik tentang ciri-ciri kalimat fakta dan kalimat opini berdasarkan contoh yang diberikan oleh guru. 
  • Guru memberikan gambaran sedikit tentang teks argumentasi yang akan dibaca yaitu berjudul “Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19” yang diambil dari Harian Kompas. 
  • Pada kegiatan 1, peserta didik bergantian membaca teks argumentasi tersebut dan pastikan peserta didik membaca dengan nyaring sehingga terdengar di seluruh kelas. Pada tahap 1 ini peserta didik akan menyampaikan kesan awal yang ditangkap dari bacaan tersebut. 
  • Pada kegiatan 2, peserta didik dalam kelompok yang terdiri atas 3–4 akan berdiskusi dan menjawab latihan dan pertanyaan bacaan. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah untuk membantu peserta didik menemukan kesan objektif dari bacaan yang dibaca. 
  • Secara berkelompok, peserta didik akan mempresentasikan hasil diskusi dan guru memimpin diskusi untuk membuat kesimpulan untuk jawaban tugas-tugas tersebut. Pastikan kesimpulan yang dibuat peserta didik adalah kesimpulan objektif dari teks yang dibaca.
E. Penanganan Peserta Didik Sesuai dengan Gaya Belajar
Pada Pelajaran 3 ini yang diutamakan adalah kegiatan membaca dan berdiskusi dalam kelompok. Oleh karena itu, untuk menangani peserta didik sesuai dengan gaya belajarnya maka guru harus memperhatikan hal berikut.
  • Dalam kegiatan membaca bersama, pastikan kegiatan yang diberikan kepada peserta didik mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan membaca.
  • Guru memastikan dalam kegiatan diskusi setiap peserta didik mampu berkontribusi walaupun mereka memiliki perbedaan dalam gaya belajar.
F. Aktivitas Refleksi
Untuk mengukur tingkat ketercapaian pembelajaran, guru bisa mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran pada peserta didik. Peserta didik akan menjawab pertanyaan tersebut dan pastikan soal tersebut bisa dijawab oleh peserta didik kurang lebih 70%. Dengan cara ini guru bisa melihat apakah tujuan pembelajaran kegiatan 3 bisa tercapai atau tidak.

G. Penilaian
Tugas pada Kegiatan 1 
  • Teknik Penilaian: Tes Lisan 
  • Bentuk Instrumen: Tes Uraian Singkat
Tugas pada Kegiatan 2 
  1. Menjawab pertanyaan benar atau salah.
  2. Perbedaan kalimat fakta dan kalimat opini
  3. Peserta didik menyimpulkan perbedaan kalimat fakta dan kalimat opini berdasarkan jawaban nomor dua dengan pengembangan deduksi.
H. Kegiatan Tindak Lanjut 
Peserta didik dapat memperbanyak membaca kolom opini pada beberapa surat kabar di Indonesia, seperti Kompas, Media Indonesia, atau Koran Tempo sehingga dapat melihat lebih banyak bagaimana penggunaaan kalimat fakta dan kalimat opini yang digunakan oleh para penulis.

Minggu, 25 Agustus 2024

Pembelajaran Bhs. Indonesia Bab 1 Fase F - Kelas XII: "Menimbang Informasi yang Valid"


Menimbang Informasi yang Valid

A. Tujuan Pembelajaran
Mendapatkan sumber informasi yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan penggunaan kata kunci yang tepat.

B. Sumber Belajar
Kegiatan 1
Informasi adalah sesuatu yang sangat berharga sehingga banyak orang yang bekerja mengelola informasi. Apa yang telah dirintis oleh H.B. Jassin sejak tahun 1940-an dengan mendokumentasikan perihal sastra adalah contoh pekerjaan mengelola informasi meskipun pada saat itu dilakukan secara manual.

Informasi yang sangat berharga adalah informasi yang menyajikan data-data faktual serta akurat. Informasi yang sesuai dengan data dan fakta sebenarnya disebut informasi valid.

Apakah ada kemungkinan informasi yang disajikan seseorang atau sebuah lembaga itu tidak valid? Tentu saja hal itu mungkin terjadi apabila informasi yang disajikan tidak diteliti lebih dahulu.

Sebagai penerima informasi, kalian harus membaca secara kritis agar dapat memastikan sebuah informasi valid atau tidak valid. Kesalahan informasi dapat saja terjadi apabila penulis informasi enggan melakukan pengecekan dan penelusuran sumber informasi yang digunakannya.

Bagaimana cara mendeteksi akurasi informasi? Perhatikan infografik berikut ini.


Infografik berikut ini menyajikan beberapa fakta dan data tentang sosok Chairil Anwar, yaitu
1. data karya dan kehidupannya secara kronologis (berdasarkan urutan waktu); dan
2. data karya secara kuantitas (berdasarkan jumlah atau banyaknya).

Infografik Chairil Anwar

Kegiatan 2
Mari perkuat pemahaman kalian bagaimana menemukan dan menggunakan informasi sebagai bagian dari masyarakat melek informasi. Baca kembali infografik pada Gambar di atas untuk mengumpulkan informasi tentang Chairil Anwar.

Infografik tentang Chairil Anwar menggunakan sumber buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan ’45 karya H.B. Jassin tahun 1956 dan Mengenal Chairil Anwar karya Pamusuk Eneste tahun 1995. Dua penulis tentang Chairil Anwar tersebut dikenal juga sebagai tokoh sastra Indonesia.

Melalui sumber tercetak atau sumber elektronik (daring) kalian dapat menelusuri sebuah informasi dengan mengetikkan kata kunci di mesin pencari. Carilah informasi berikut ini dengan menggunakan sumber informasi yang akurat.

  1. Ceklah kepanjangan dari singkatan HIS, MULO, dan HBS. Apakah kepanjangan yang terdapat di dalam infografik sudah benar?
  2. Cek kembali tentang tingkatan pendidikan HIS, MULO, dan HBS. Setara jenjang apakah pendidikan tersebut pada zaman sekarang?
  3. Cek kembali kebenaran penulisan nama-nama tokoh penyair asing yang disebutkan di dalam infografik. Adakah nama tokoh penyair yang kurang tepat penulisannya?
Kegiatan 3
Ayo Berlatih
1. Baca cermati puisi “Aku” karya Chairil Anwar berikut ini. Sebuah situs web memuat puisi ini secara tidak lengkap atau kurang akurat. Temukanlah teks puisi “AKU” yang lebih akurat, lalu tampilkan 


2. Carilah teks puisi yang lengkap berjudul “Nisan” karya Chairil Anwar. Puisi tersebut kali pertama dimuat di majalah Pandji Poestaka. Namun, tentu saat ini kalian dapat menemukan salinan puisi asli tersebut melalui berbagai sumber.

C. Metode dan Aktivitas Pembelajaran
1. Apersepsi
  • Guru mengajak peserta didik untuk menentukan pokok-pokok informasi aktual yang disampaikan guru.
  • Ajukan beberapa pernyataan kritis dan peserta didik diminta untuk menyampaikan hasil temuannya.
  • Guru mengajak peserta didik agar senantiasa mencari dan memperoleh informasi dari sumber yang valid, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pemantik
Mengajukan pertanyaan pemantik sebagai berikut.
  • Bagaimana cara mendeteksi akurasi informasi yang diperoleh? 
  • Mengapa kita harus memahami fakta dan data dalam informasi yang diperoleh?
Kemudian, guru dapat meminta peserta didik untuk mencari informasi contoh infografik melalui internet atau sumber lain.

Langkah Persiapan
  • Guru dapat mengondisikan peserta didik terlebih dahulu, mengecek kehadiran, berdoa sebelum pembelajaran dimulai dan menyanyikan lagu Indonesia Raya atau lagu wajib nasional lainnya (terutama saat pelajaran jam pertama). 
  • Guru menentukan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 
  • Guru melakukan identifikasi kemampuan awal peserta didik, minat, gaya belajar, serta wawasan peserta didik melalui observasi dan pretest.
  • Guru memilih materi pelajaran yang sesuai, baik yang bersumber dari buku siswa maupun sumber lain yang relevan. 
  • Guru menentukan bahan yanga akan dijadikan bahan diskusi peserta didik secara berkelompok. 
  • Guru mengembangkan bahan belajar berupa contoh, ilustrasi, media power point, tugas, dan sebagainya.
Langkah Pelaksanaan 
  1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran ini. 
  2. Guru membuka pelajaran dan memberi motivasi untuk pembentukan karakter positif untuk terwujudnya Profil Pelajar Pancasila selama proses pembelajaran. 
  3. Guru menyampaikan penjelasan awal mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 
  4. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. 
  5. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan menelaah informasi bentuk infografik mengenai sastrawan Chairil Anwar yang terdapat dalam Buku Siswa (hlm. 20). 
  6. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi informasi apa saja yang ada dalam infografik tersebut sesuai dengan pertanyaan yang telah disiapkan. 
  7. Guru meminta peserta didik secara berkelompok untuk mendiskusikan jawaban atas pertanyaan sesuai isi infografik, kemudian menjadi data lain berkaitan dengan HIS, MULO, HBS. Pencarian data pendukung infografik tersebut dapat dilakukan secara daring melalui internet dengan memasukkan kata kunci HIS, MULO, HBS, kemudian catatlah informasi yang diperoleh. 
  8. Guru meminta peserta didik untuk mengecek kembali informasi yang diperoleh: Setara pendidikan apakah HIS, MULO, dan HBS itu di zaman sekarang? Adakah nama penyair atau sastrawan yang salah penulisannya? Proses caek ulang informasi menjadi sangat penting untuk memperoleh keakuratan data. 
  9. Jika didaerahnya peserta didik terkendala jaringan internet, guru dapat mencarikan alternatif lainnya. Misalnya, telah menyiapkan LKPD yang berisi infografik dan teks yang lebih lengkap sehingga peserta didik melakukan identifikasi dan analisis informasi berdasarkan teks yang disajikan dalam LKPD. 
  10. Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan pengolahan data yang diperoleh sehingga diperoleh penjelasan yang lengkap dan simp[ulan yang tepat.
  11. Sebelum dipresentasikan, guru meminta peserta didik untuk memverifikasi kembali informasi yang telah disusun agar peserta didik lebih memahami informasi secara utuh. 
  12. Guru membimbing peserta didik untuk dapat menyimpulkan dan mengomunikasikan hasil diskusi kelompok tersebut. 
  13. Guru memberikan apresiasi berupa penghargaan (reward) dalam bentuk pujian, tepauk tangan, acungan jempol, atau pemberian poin tambahan terkait presentasi yang sudah disampaikan. 
  14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya jika tidak memahami materi tersebut.
Langkah Penutup 
  1. Guru dapat melakukan kegiatan postes untuk mengetahui pemahaman peserta didik dalam pembelajaran ini. 
  2. Guru juga dapat memberikan penugasan sebagai tindak lanjut proses pembelajaran. 
  3. Guru dan peserta didik melakukan resume dan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. 
  4. Guru menutup pembelajaran.
D. Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Peserta didik
  1. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif peserta didik. Selain itu, guru juga harus dapat mengetahui gaya belajar peserta didik yang beragam sehingga mampu membagi peserta didik dalam kelompok yang seimbang. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. 
  2. Kelompok peserta didik diatur agar heterogen sehingga peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu peserta didik yang kurang cepat dalam belajar. 
  3. Pemahaman guru terhadap sintak model pembelajaran yang digunakan agar pembelajaran dilakukan secara sistematis.
E. Aktivitas Refleksi 
Peserta didik diminta untuk menjawab secara tertulis mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 60 – 100 yang dapat dipilih peserta didik untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan.

F. Penilaian 
  • Teknik : Tes Tulis 
  • Bentuk Instrumen : Unjuk Kerja 
Latihan Kegiatan 4 Soal latihan dapat dilihat di Buku Siswa (hlm. 21-24)
  • Rubrik Penilaian

G. Kegiatan tindak lanjut 
Peserta didik dapat mencari sumber informasi lain seperti ensiklopedia sastrawan, buku biografi tokoh sastrawan kontemporer/kekinian dan mencari dari sumber internet dengan menggunakan kata kunci tertentu untuk mempermudah pencarian.

Selasa, 15 Agustus 2023

Materi Pembelajaran Bhs. Indonesia Fase E_Menilai Akurasi Teks Laporan Hasil Observasi dan Membandingkannya dengan Teks Lainnya


Menilai Akurasi Teks Laporan Hasil Observasi dan Membandingkannya dengan Teks Lainnya

 

1. Menemukan Informasi atau Data dalam Teks Laporan Hasil Observasi
    Agar dapat menemukan informasi dengan tepat, salah satu aktivitas yang dapat anda lakukan adalah membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media Bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan, 2008:7). Pada kegiatan pembelajaran kali ini, anda akan menilai akurasi informasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi yang dibaca.

Sebelum menilai akurasi dan kualitas data teks laporan hasil observasi, anda harus menemukan informasi dalam teks secara tepat terlebih dahulu. Menurut Tarigam (2008: 12-13), Berdasarkan tujuannya, membaca dibagi menjadi dua jenis berikut.

a. Membaca bersuara atau membaca nyaring (oral reading)
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang berfungsi sebagai alat bagi guru, peserta didik, ataupun pembaca Bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan pengarang.

b. Membaca dalam hati (silent reading)
Membaca dalam hati adalah membaca dengan tujuan yang bersifat pemahaman. Membaca dalam hati terdiri atas membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Jumlah objeknya sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. Contohnya, membaca survei (suervey reading), membaca sekilas (skimming reading), dan membaca dangkal (superficial reading). Sementara itu, membaca intensif adalah studi saksama, telaah secara teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek.

Berdasarkan uraian di atas, semua teknik membaca dapat digunakan untuk menemukan informasi. Anda hanya perlu menyesuaikan teknik yang dirasa tepat untuk anda gunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 

Asah Literasi.

Bacalah dengan saksama teks laporan hasil observasi berikut, kemudian temukan informasi penting di dalamnya dengan cara menjawab pertanyaan yang menyertainya.

Teaching Factory

Teaching factory adalah model pembelajaran pada jenjang SMK yang berbasis produk (barang/jasa) melalui kerja sama sekolah dengan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri. Model pembelajaran ini bertujuan meningkatkan keselarasan proses pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Selain itu, model ini juga bertujuan menciptakan lingkungan pembelajaran learning by doing. Dengan demikian, pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah relevan dengan kebutuhan dunia industri. Dengan kata lain, dalam konsep teaching factory, pembelajaran dilaksanakan dengan membawa suasana industri ke lingkungan sekolah.

Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja peserta didik yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri. System pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari yang hanya membekali kompetensi (competency-based training) ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production-based training). Dengan teaching factory, peserta didik dapat mempelajari dan menguasai keterampilan tertentu sesuai dengan prosedur dan standar kerja industri yang sesungguhnya. Selain itu, produk-produk yang dibuat peserta didik sebagai proses belajar di sekolah sapat dipasarkan sehingga dikenal oleh masyarakat. Dalam pelaksanaanya, pembelajaran teaching factory melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Namun, keterlibatan pihak industri merupakan suatu keharusan. Sebab, pihak industri merupakan pengguna (users) lulusan SMK. Sebagai pengguna, penilaian atau rekomendasi mereka atas proses dan hasil Pendidikan di SMK patut diperhatikan oleh seluruh komunitas sekolah. Dengan kata lain, stakeholders yang ada di industri harus ikut terlibat agar penilaian kemampuan hasil Pendidikan sesuai dengan standar kebutuhan industri. Selain industri, dukungan dari pemerintah, orang tua peserta didik, masyarakat, serta pihak terkait lainnya juga sangat diperlukan agar system pembelajaran ini dapat terselenggara dengan baik.

Mekanisme kerja sama yang baik antara SMK dan industri dalam pola pembelajaran teaching factory akan memiliki dampak positif, yakni terjaga dan terpeliharanya keselarasan (link and match) antara proses Pendidikan di SMK dan kebutuhan pasar kerja. Selain itu, optimalisasi kerja sama antara sekolah dan industri diharapkan meningkatkan peluang kerja lulusan SMK.

Latihan 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
  1. Selain mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, teaching factory juga bertujuan mengembangkan [. . .] peserta didik.
  2. Sesuai dengan teks tersebut, tujuan model pembelajaran teaching factory adalah….
            a. Menciptakan lingkungan belajar yang berwawasan lingkungan
            b. Meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang teori kejuruan
            c. Meningkatkan keselarasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
            d. Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk berwirausaha
            e. Membiasakan disiplin kepada peserta didik agar menjadi budaya kerja

3. Setelah membaca teks tersebut, tentukan pernyataan berikut benar tau salah. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.


4. Berdasarkan teks tersebut, salah satu tujuan teaching factory adalah menumbuhkembangkan karakter yang akan mendukung peserta didik Ketika memasuki dunia kerja. Menurut Anda, apa saja karakter utama yang harus dimiliki oleh peserta didik SMK sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri? Berilah tanda centang (√) di depan pilihan jawaban yang menurut anda benar. (pilihan jawaban benar lebih dari satu)


5. Melalui pembelajaran teaching factory, peserta didik SMK akan dibawa pada sebuah kondisi seperti di dunia kerja sesungguhnya. Peserta didik SMK tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga bekal mengenai budaya kerja, prosedur, dan standar kerja di dunia industri. Oleh karena itu, sebaiknya, setiap SMK menerapkan pola pembelajaran teaching factory dan mengabaikan pembelajaran mata pelajaran nonproduktif di kelas. Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Berikan alasan anda.
  1. Setuju, ______________________________________________________
  2. Tidak setuju, __________________________________________________
Informasi yang telah anda temukan dari teks laporan hasil observasi berjudul “Teaching Factory” akan menambah pemahaman anda terhadap substansi atau isi teks yang dilaporkan. Selanjutnya, konfirmasikan jawaban Anda dengan teman-teman sekelas anda melalui diskusi kelas. Guru Anda akan membantu merumuskan sebuah simpulan sehingga pemahaman Anda dan teman-teman anda semakin baik.