Selasa, 18 April 2023

Refleksi Implementasi 3.1.a.9_Aksi Nyata_Modul 3.1


 Refleksi Implementasi Aksi Nyata

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP.


Berikut adalah pemaparan Aksi Nyata Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang berisi 4 P yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan yang akan saya lakukan terhadap aksi nyata modul 3.1.


Peristiwa

Latar Belakang masalah yang dihadapi adalah masalah saya sendiri.


Kasus yang terjadi adalah kisah nyata yang dialami oleh CGP sendiri (Imam Muhlis).

Saya adalah guru Bahasa Indonesia SMK, yang sejak tahun 2020 hingga kini mempunyai tugas / kegiatan tambahan sebagai Kapala Perpustakaan. Selain itu saya juga sedang mengikuti kegiatan Pelatihan Guru Penggerak Angkatan 7.

Pada tahun pelajaran 2022 / 2023 saya diminta untuk menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah.

Saya merasa bimbang, apakah saya sanggup mengerjakan semua amanah ini bersamaan? menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, mengikuti pelatihan Guru Penggerak, dan menjadi Kepala Perpustakaan ?

Alasan mengapa melakukan aksi nyata ini adalah yang pertama untuk mempraktikkan ilmu yang sudah saya pelajari pada modul 3.1, selanjutnya saya ingin membuat keputusan yang tepat terhadap dilema etuka yang saya hadapi.


Berikut adalah hasil aksi Nyatanya

A. Dilema etika yang terjadi

Benar versus Benar. Memang benar saya lebih berkonsentrasi menjadi Kepala Perpustakaan dan mengikuti Pelatihan Guru Penggerak karena semua itu untuk meningkatkan kualitas saya sebagai seorang Guru. Dan memang benar juga saya ikut berpartisipasi menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, karena memang saya berkewajiban sebagai Guru untuk menjadi bagian dari program pengembangan peserta didik, sebagai bukti bhakti saya kepada sekolah tempat saya mengajar.


B. Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan kelompok (individual vs community)

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, karena kesibukan saya sebagai Kepala Perpustakaan dan mengikuti Peatihan Guru Penggerak angakatan 7. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik.

Sekolah sebagai komunitas (kelompok / masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan pengembangan program sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar.


C. Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking) .

Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mengedepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.


D. Memuat 9 langkah pengambilan keputusan

1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut?

Nilai-nilai yan saling bertentangan dalam kasus tersebut adalah Individu lawan kelompok / masyarakat (individual vs community) .

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak menjadi menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, karena kesibukan saya sebagai Kepala Perpustakaan dan mengikuti Peatihan Guru Penggerak angakatan 7. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah menjadi menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik.

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi menjadi menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan pengembangan program sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar.


2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

Saya sebagai individu yang mengalami dilema etika.

Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah sebagai pihak yang membuat SK pembagian tugas.


3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut

  • Kepala Sekolah dan Jajaran Managemen Sekolah menginginkan saya berpartisipasi aktif menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah.
  • Saya mempunyai tugas lain selain sebagai Guru di sekolah, saya juga sebagai Kepala Perpustakaan dan sedang mengikuti Pelatihan Guru Penggerak angkatan 7 selama berbulan-bulan dengan beragam kegiatan yang telah terstruktur.
  • Saya mempunyai kebimbangan akankah saya sanggup untuk mengemban amanah semuanya, dan dapat melaksanakan dengan baik, karena saya belum bisa memanage waktu dengan baik.


4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut

  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

Tidak ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi

  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

Tidak ada pelanggaran peraturan/kode etik dalam kasus tersebut

Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji instuisi)

Tidak Ada yang salah dalam dalam situasi tersebut.

  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Jika keputusan yang saya ambil dalam kasus seperti ini dipublikasikan, maka saya akan merasa nyaman tidak akan merasa terganggu dengan viralnya atas keputusan saya, karena siapa tahu bisa menjadikan inspirasi atas masalah orang lain yang memiliki kasus serupa.

Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Keputusan yang akan diambil oleh idola atau panutan saya adalah akan melaksanakan semua amanah yang diberikan dengan baik, berlatih memanage waktu sebaik mungkin, mengerjakan secara optimal pada tiap amanah yang diberikan, dan selalu menganggap bahwa pekerjaan kita adalah hal yang kita suka dan cinta sehingga mengerjakan dengan bahagia tanpa beban.


5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak untuk menolak menjadi menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, karena kesibukan saya sebagai Kepala Perpustakaan dan mengikuti Peatihan Guru Penggerak angakatan 7. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai panitia persiapan akreditasi dengan baik,karena belum dapat memanage waktu dengan baik.

Sekolah sebagai komunitas (kelompok / masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi menjadi pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah, karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan akreditasi sekolah. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Guru harus berpartispasi aktif dalam kegiatan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar.


6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai

Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mengedepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.


7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ada, yaitu saya memberi saran kepada Kepala Sekolah dan jajaran Managemen Sekolah untuk mencari guru pengganti saya sebagai pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah. Karena supaya lebih berkonsentrasi dalam menjalankan tugas sebagai pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja sekaligus mengelola Jurnaslistik Sekolah.


8. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Atas perasaan tanggung jawab dan kepedulian terhadap program dan kemajuan sekolah, maka saya akan merasa terpanggil untuk menerima dan melaksanakan tugas serta amanah yang dipercayakan kepada saya dari Sekolah meskipun saya sangat sibuk.


9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Dengan keputusan yang sudah saya ambil, terdapat konsekuensi yang harus saya lakukan yaitu belajar untuk memanage waktu sebaik mungkin, sehingga saya bisa melaksanakan semua amanah ini dengan sangat baik,

Jika samapai gagal dalam memanage waktu dengan baik, maka konsekuensinya semua amanah ynag diberikan kepada saya tidak bisa dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat merugikan pihak sekolah. Untuk itu saya harus benar-benar bisa meanage waktu dengan baik.

Tantangan dalam memanage waktu akan membuat kualitas pribadi saya menajdi lebih baik, untuk itu keputusan ini adalah keputusan tepat dan saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik.


Perasaan

Perasaan saya melaksanakan tugas aksi nyata adalah sangat antusias dan bahagia, karena dapat mempraktikkan ilmu yang saya pelajari pada midul 3.1 mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu pada kasus dilema etika yang saya lalui. Sehingga ada perasaan apakah benar keputusan yang saya ambil? apakah keputusan yang saya ambil sudah tepat? atau ada pihak yang dirugikan? Jadi perasaan bahagia bercampur dengan cemas pada saat melakukan aksi nyata pengambilan keputusan, berharap bila keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk semuanya.


Pembelajaran

Pembelajaran yang saya peroleh adalah :

Keberhasilan : Saya belajar teori modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dan dari awal pelatihan modul 3.1 saya sudah terbiasa dengan teori yang langsung di praktikkan ke sekolah, sehingga teori tersebut dapat terekam dengan baik, dan praktik aksi nyata dapat b erhasil di lakukan dengan lancar.

Kegagalan: Pada proses aksi nyata, saya kesulitan dalam menentukan kasus dilema etika yang akan saya ambil untuk praktik aksi nyata, walaupun akhirnya saya menentukan kasus yang memang sedang saya alami.


Penerapan

Penerapan yang akan saya lakukan adalah selalu mempraktikkan pengambilan keputusan denga metode 9 langkah pengambilan keputusan di sekolah, sehingga saya akan semakin mengerti dan terbiasa dengan model pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Selain itu saya juga akan mempublikasikan hasil aksi nyata di media sosial, mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi bagi Guru yang mempunyai kasus yang sama ataupun untuk diambil teori praktik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.


Buya Imam Muhlis adalah seorang blogger dan guru bahasa Indonesia SMK Negeri dari Pasuruan - Jawa Timur yang ingin berbagi bagaimana mengajar bahasa Indonesia yang menyenangkan, berbagi materi bahasa Indonesia, video pembelajaran , perangkat pembelajaran dan pembahasan soal- soal bahasa Indonesia. Baca profil selengkapnya, klik di sini...

Komentar Facebook :

Komentar dengan Akun Google :


EmoticonEmoticon